Assalamu''alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alkhamdulillahi robbil 'alamiin, washsholatu wassalamu 'ala asrofil
anbiya'i wal mursalin, sayyidina wamaulana Muhammadin shlolallohu
'alaihi wassallam, wa'ala alihi washohbihi wa azwazihi wa dhurriyatihi
wa ahli baitihi ilkirom ajma'in.
Ashadu anlaa ilaaha illa allah wa ashadu anna muhammadarrosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam.
Saudaraku, mari kita bersama - sama meningkatkan Iman dan taqwa kita
kepada Allah SWT dalam setiap langkah yang kita lalui di sisa kehidupan
ini, semoga Allah SWT senantiasa menolong kita agar senantiasa berada di
jalan yang diridhoiNya, dan tentunya semoga akhir hayat kita semua
khusnul khotimah.
Amma ba'du.
Saudaraku, Imam An Nawawi menyampaikan dalam pasal ini sebagai berikut :
Dzikir itu boleh dilakukan dalam hati dan boleh pula dengan lisan. Dzikir yang lebih utama adalah yang dilaksanakan dengan lisan dan hati. Jika hendak dilaksanakan dengan salah satunya saja dzikir di dalam hati lebih afdhol.
Tidak sepantasnya seseorang meninggalkan dzikir lisan dan dzikir hati, hanya karena takut disangka riya, tetapi seyogianya ia berdzikir dengan lisan dan di dalam hati karena Allah. Sudah kami jelaskan pada pasal terdahulu (pasal pertama) riwayat dari Fudhail bin iyadh bahwa meninggalkan beramal karena manusia adalah riya.
Seandainya dibukakan kepada mereka pintu kesempatan untuk mengamat-amati perbuatan orang lain maka setiap orang akan menghindar dari sangka-sangka orang lain yang tidak bedar kepada dirinya dan niscaya tertutuplah baginya kebanyakan dari pintu kebaikan dan tersia-sialah darinya sesuatu yang besar dari urusan agamanya yang lebih penting. Cara ini bukanlah jalan yang ditempuh oleh para Arifin (orang-orang yang selalu dekat kepada Allah swt)
Diriwayatkan di dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim dari Aisyah r.a. ia berkata :
Turunlah ayat, ".... Jangan kamu menyaringkan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula kamu merendahkannya...." QS. al-Isra {17} : 110
Maksud dari ayat tersebut ialah pada doa didalam sholat.
Demikian Imam An-Nawai r.a. menyampaikan dalam kitab Al Adzkar untuk pasal tersebut, semoga kita di bimbing oleh Allah swt agar senantiasa menjadi ahli Dzikir hati maupun lisan, hingga kelak ketika kita meninggalkan kehidupan ini masuk dalam golongan orang-orang yang selalu ingat pada Allah swt.
Seandainya dibukakan kepada mereka pintu kesempatan untuk mengamat-amati perbuatan orang lain maka setiap orang akan menghindar dari sangka-sangka orang lain yang tidak bedar kepada dirinya dan niscaya tertutuplah baginya kebanyakan dari pintu kebaikan dan tersia-sialah darinya sesuatu yang besar dari urusan agamanya yang lebih penting. Cara ini bukanlah jalan yang ditempuh oleh para Arifin (orang-orang yang selalu dekat kepada Allah swt)
Diriwayatkan di dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim dari Aisyah r.a. ia berkata :
Turunlah ayat, ".... Jangan kamu menyaringkan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula kamu merendahkannya...." QS. al-Isra {17} : 110
Maksud dari ayat tersebut ialah pada doa didalam sholat.
Demikian Imam An-Nawai r.a. menyampaikan dalam kitab Al Adzkar untuk pasal tersebut, semoga kita di bimbing oleh Allah swt agar senantiasa menjadi ahli Dzikir hati maupun lisan, hingga kelak ketika kita meninggalkan kehidupan ini masuk dalam golongan orang-orang yang selalu ingat pada Allah swt.
Robbana taqobbal minna innaka antas sami'ul 'alim watub 'alaina innaka
antat tawabur rahiim, Robbana atina fidun-ya khasanatha wafil akhiroti
khasanatha waqina 'adza bannaar, Washolallohu 'ala sayyidina muhammadin
wa'ala alihi washohbihi wassallam, Subhana robbika robbil 'izati 'ama
yasifun wasalamun 'alal mursalin walhamdulillahi robbil 'alamiin. Al
fatikhah....
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Tidak ada komentar:
Posting Komentar